Lukas 6:41-42-49 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

5. Yesus berkata lagi kepada orang-orang Farisi itu, “Aku sebagai Anak Manusia adalah Tuhan yang berhak untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada Hari Sabat.”

6. Pada Hari Sabat lain, Yesus pergi mengajar di rumah pertemuan orang Yahudi. Di situ ada seorang laki-laki yang tangan kanannya lumpuh.

7. Di situ juga ada beberapa ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sedang mengawasi Yesus dengan baik, karena mereka mencari alasan untuk bisa melaporkan Dia kepada pemimpin-pemimpin Yahudi. Jadi mereka ingin tahu apakah Dia akan menyembuhkan orang pada Hari Sabat.

8. Yesus mengetahui apa yang ada dalam pikiran mereka lalu Dia berkata kepada laki-laki yang tangannya lumpuh itu, “Bangkitlah dan berdiri di depan sini.” Orang itu pun bangkit dan berdiri.

9. Yesus berkata kepada mereka, “Coba berpikir: Menurut Hukum Musa, apa yang boleh kita buat pada Hari Sabat? Apakah kita diijinkan berbuat baik, atau berbuat jahat? Atau apakah kita diijinkan menyelamatkan nyawa orang, atau membunuh?”

41-42. “Janganlah menyalahkan orang lain karena kesalahan kecil. Siapa yang melakukan hal itu, dia sama seperti orang yang memperhatikan pasir di mata saudaranya, sedangkan kayu balok di matanya sendiri dia tidak perhatikan. Lalu dengan sombong dia berkata kepada saudaranya, ‘Mari saya keluarkan pasir itu dari matamu!’ Hai kamu yang hanya berpura-pura sebagai orang baik! Keluarkanlah dulu balok yang ada di matamu sendiri. Dan sesudah itu barulah kamu bisa melihat dengan jelas dan bisa mengeluarkan pasir yang ada di mata saudaramu.”

43. “Pohon yang baik tidak mungkin menghasilkan buah yang tidak baik— bukan? Begitu juga, pohon yang dikenal sebagai pohon yang menghasilkan buah yang tidak bisa dimakan tidak akan menghasilkan buah yang enak.

44. Karena setiap pohon dikenal dari buahnya. Semak duri tidak mungkin menghasilkan buah ara, dan tumbuhan berduri lainnya tidak mungkin menghasilkan buah anggur.

45. Manusia juga seperti pohon: Orang baik selalu menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Karena seluruh perbuatannya itu berasal dari apa yang tersimpan dalam hatinya. Tetapi orang jahat selalu menghasilkan perbuatan yang jahat, karena kejahatan yang tersimpan dalam hatinya. Karena apa saja yang tersimpan dan selalu dipikirkan di dalam hati pasti akan keluar melalui mulut.”

46. “Buat apa kalian memanggil Aku, ‘Tuhan, Tuhan,’ padahal apa yang Ku-perintahkan kalian tidak lakukan!

47. Biarlah Aku memberi contoh ini untuk menggambarkan semua orang yang datang kepada-Ku, mendengarkan ajaran-Ku, dan melakukannya:

48. Mereka sama seperti seorang yang membangun rumah. Pertama dia menggali lubang di tanah yang dalam, sampai menemukan sebuah batu utuh yang sangat besar. Batu itu digunakan sebagai fondasi untuk batu-batu lain. Ketika banjir dan air sungai meluap lalu menghantam rumah itu, rumah itu tidak guncang karena dibangun di atas fondasi batu yang utuh.

49. Sedangkan orang yang mendengarkan ajaran-Ku tetapi tidak melakukannya, dia sama seperti orang yang membangun rumah tanpa fondasi dan di atas tanah saja. Ketika banjir dan air sungai meluap lalu menghantam rumah itu, rumah itu pun rubuh dan rusak berat.”

Lukas 6